Sabtu, 25 April 2009
the ReAl bobotoH..........!!!!!!!!



Label:

posted by VIKING AMATAZ @ 00.33   0 comments
Minggu, 12 April 2009
LOYALITAS TANPA BATAS


Label:

posted by VIKING AMATAZ @ 00.07   0 comments
Rabu, 08 April 2009
VIKING PERSIB CLUB


SEJARAH BERDIRINYA VIKING PERSIB CLUB

Melihat rangkaian sejarah perjalanan Viking Persib Club, maka para Vikers (anggotanya) akan selalu bercermin pada perjalanan Persib Bandung dalam mengarungi Samudra kompetisi sepakbola Indonesia, baik pada saat Kompetisi Perserikatan maupun pada saat Liga Indonesia. Berawal dari perjalanan prestasi “Sang Maung Bandung” yang begitu membanggakan dan menggetarkan dunia persepakbolaan Indonesia, khususnya pada dekade 1985 hingga dekade 1995, dimana Persib mampu memberikan suatu kebanggaan kepada para pencintanya, dengan tampil lima kali berturut-turut pada partai final Piala Presiden (Perserikatan kala itu), dan tiga kali diantaranya Persib berhasil tampil sebagai “Kampioen”, yang kemudian berlanjut dengan merebut gelar “Juara” untuk pertama kalinya pada kompetisi format baru, yaitu Liga Indonesia. “Totalitas” yang telah diberikan oleh Persib kepada para pencintanya, kemudian dijawab kembali dengan “Totalitas” oleh sekelompok Pendukung Fanatik Persib yang kala itu sering menempati Tribun Selatan Stadion Siliwangi. Tercetuslah ide untuk membentuk sebuah kelompok Bobotoh demi melestarikan dan menjaga kebesaran nama Persib, disamping untuk menyatukan aspirasi serta kesamaan rasa cinta kepada “Sang Idola” Persib Bandung.

Melalui beberapa kali pertemuan yang cukup alot dan memakan waktu, akhirnya terbentuklah sebuah kesepakatan bersama. Tepatnya pada Tanggal 17 Juli 1993, disebuah rumah dibahu jalan Kancra no. 34, diikrarkanlah sebuah kelompok Bobotoh dengan nama ….. VIKING PERSIB CLUB. Adapun pelopor dari pendiriannya antara lain ; Ayi Beutik, Heru Joko, Dodi “Pesa” Rokhdian, Hendra Bule, dan Aris Primat dengan dihadiri oleh beberapa Pioner Viking Persib Club lainnya, yang hingga kini masih tetap aktif dalam kepengurusan Viking Persib Club.

Nama VIKING diambil dari nama sebuah suku bangsa yang mendiami kawasan skandinavia di Eropa Utara. Suku bangsa tersebut dikenal dengan sifat yang keras, berani, gigih, solid, patriotis, berjiwa penakluk, pantang menyerah, serta senang menjelajah. Karakter dan semangat itulah yang mendasari “Pengadopsian” nama VIKING kedalam nama kelompok yang telah dibentuk.

Secara demonstratif, Viking Persib Club pertama kali mulai menunjukan eksistensinya pada Liga Indonesia I -- tahun 1993, yang digemborkan sebagai kompetisi semi professional pertama di Tanah Air kita. Slogan “PERSIB SANG PENAKLUK” begitu dominan terlihat pada salah satu atribut yang dipakai anggotanya.

Perjalanan waktu, kebersamaan, hubungan pertemanan, serta kesamaan rasa cinta yang telah terbina, pada akhirnya telah menjadikan Viking Persib Club sanggup bertahan hingga saat ini, bahkan semakin berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah nusantara.

Idealisme Viking Persib Club

Viking Persib Club adalah sebuah kelompok bukanlah organisasi atau fans club dengan segala aturan-aturan formal yang mengikatnya. Setiap anggota atau Vikers adalah bagian dari sebuah “Keluarga”, …. Dan layaknya sebuah Keluarga, keberagaman sifat dan tingkah laku yang berada didalamnya adalah merupakan sesuatu hal yang lumrah, dan Viking akan selalu berusaha untuk mengakomodir keberagaman tersebut.

Kelompok Suporter dapat dikatakan sebagai kelompok sosial, karena didalamnya terdapat sekumpulan individu yang berinteraksi secara bersama-sama serta memiliki kesadaran keanggotaan yang didasarkan oleh kehendak dan prilaku yang disepakati. Seperti kebanyakan kelompok-kelompok Bobotoh lainnya yang turut terlahir sama seperti halnya Viking Persib Club, yaitu secara Grass Root (dari arus bawah), maka Viking Persib Club memiliki cara atau cirri khas dalam menyikapi setiap permasalahan anggotanya. Hubungan pertemanan dan kekeluargaan yang tulus, erat tanpa pamrih serta rasa persaudaraan yang tinggi menjadi modal yang kuat bagi VIKING untuk terus eksis selama beberapa dekade.

Keanggotaan Viking Persib Club yang semakin besar, jelas menuntut sebuah tanggung jawab serta pengaturan yang sedemikian rupa secara professional, agar dapat lebih terukur dari segi pendataan, keuangan, rutinitas maupun manajerial, yang tentu saja membawa dampak tanggung jawab yang sangat besar bagi kepengurusan Viking Persib Club. Namun tentu saja semua formalitas tersebut tidak akan menghilangkan warna, ciri khas serta karakter Viking Persib Club. “Viking tetaplah Viking! Dia harus bercirikan kedekatan yang tulus antar anggotanya dan berkarakter sebagai sebuah keluarga ataupun pertemanan”

Viking Persib Club murni lahir secara independen berdasarkan inisiatif dari para Bobotoh dari golongan grass root. Dalam pandangan Viking, supporter tidak hanya berperan sebagai “tukang sorak” saat menyaksikan dan mendukung kesebelasan kesayangannya, tetapi peran supporter harus lebih dari itu! Dia harus menjadi pembangkit semangat saat tim kesayangannya jatuh bangun menunaikan tugasnya dilapangan. Supporter juga harus menjadi kekuatan tambahan bagi para pemain dilapangan, …… intinya, supporter harus menjadi pemain ke-12! Dan VIKING ingin menjadi pemain ke-12 bagi PERSIB serta menjadi supporter yang selalu ada untuk PERSIB di dalam dan luar lapangan.

Pada saat ini, …… ketika sepakbola sudah menjadi industri, Peranan Bobotoh buat PERSIB pun menjadi berkembang tidak hanya sebagai objek pelengkap saja. Bobotoh seharusnya menjadi bagian dari prestasi dan keberhasilan yang dicapai oleh PERSIB. Berangkat dari sana, ….. Viking Persib Club pun mulai mengembangkan sayapnya dalam berbagai bentuk aktualisasi diri, mulai dari peningkatan pengkoordiniran massa dengan dibentuknya “distrik” di berbagai wilayah pada kantung-kantung Bobotoh, Penjualan Merchandise, pembuatan album kompilasi Persib, baksos, acara-acara yg bersifat positif, hingga tour organizer yang menyelenggarakan pemberangkatan rombongan Bobotoh ketika mendukung PERSIB apabila bermain tandang.

Kepemimpinan & Kepengurusan Viking Persib Club

Sejak awal berdirinya hingga saat ini, ….. Viking Persib Club diketuai oleh Heru Joko, dengan Panglima --- Ayi Beutik. Pertanyaan yang muncul, ……. Mengapa harus ada figur panglima? Jawabannya singkat saja, karena Bobotoh terikat secara emosional, dan mereka mengikatkan diri kepada PERSIB dan juga kepada sesama pendukung Persib. Kata Panglima disini adalah sosok “Ibu” dalam keluarga, pengasuh bagi anak-anaknya, sosok yang memimpin serta melindungi para anggota apabila terjadi sesuatu dilapangan. Sedangkan jabatan Ketua Umum yang disandang Heru Joko, adalah sebagai figure kharismatik yang memiliki fungsi politis keluar organisasi atau kelompok lain. Lain halnya dengan Yoedi Baduy yang menjabat sebagai Sekretaris Umum, ia mengelola dan mengkoordinir segala bentuk kegiatan secara administratif. Bisa dikatakan ketiganya adalah pemimpin atau leader Viking Persib Club, yang tentu saja ditopang oleh pentolan-pentolan Viking Persib Club yang lainnya, seperti ; Yana Ewok, Asep “Ucok”, Yana Bool (Mr. Y), Dadan Gareng, Boseng, Odoy, Pesa dan Hendra Bule.

Dan yang tak kalah pentingnya lagi, …… kontribusi Distrik-distrik Viking Persib Club yang saat ini sudah tersebar diberbagai wilayah, seolah menjadi elemen penting lainnya bagi pendobrak berkembangnya Viking Persib Club dewasa ini.


posted by VIKING AMATAZ @ 19.36   1 comments
Latar Belakang Didirikeuna Viking Amataz


Begitu banyak komunitas yang dipersatukan kegemaran. Komunitas Viking-Persib adalah salah satu contohnya. Komunitas ini termasuk yang terbesar dan tersolid di jagad pendukung olahraga sepakbola di Indonesia. Kegemaran akan sepakbola para anggotanya diwujudkan secara positif melalui dukungan penuh terhadap kesebelasan sepakbola regional Jawa Barat (Persib)

Komunitas pendukung Persib sendiri sudah sangat lama terbentuk, setidaknya sejak tahun 1933 saat Persib didirikan di Bandung. Para pecinta sepakbola yang tak pernah absen menyokong Persib di setiap pertandingan ini pun mulai sering berkumpul dan dengan cepat menciptakan komunitas. Namun, baru di tahun 1993 lah komunitas ini resmi terbentuk dengan nama Viking Persib Club. Hingga saat ini anggotanya sudah berjumlah puluhan ribu orang yang tersebar daerah Jawa Barat dan luar Jawa Barat. Keberadaan Viking merupakan sebuah wadah yang yang menaungi sebagian besar bobotoh dalam mengorganisir dukungan bagi Persib sangatlah positif. Karena mereka mendukung tidak hanya di dalam sebuah pertandingan, namun di luar lapangan juga mereka dengan semangat rela berkorban mendukung persib dengan penuh dedikasi.

Kita juga harus menyadari keberadaan supporter sebuah klub sangat di perlukan untuk menambah semangat para pemain yang sedang bertanding di lapangan. Bisa disebut supporter adalah pemain ke-12 bagi sebuah klub. Begitu juga dengan bobotoh yang akan selalu ada untuk Persib dan akan selalu memberikan dukungan kepada Persib.

Kami sebagai warga Jawa Barat sekaligus bobotoh yang mencintai Persib dengan tulus dan apa adanya kalah atau menang akan selalu mendukung Persib. Sebagai bobotoh Persib yang menjadi keluraga besar dan pernah menjadi bagian dari Smp-Sma Plus Pst Amanah merasa tergugah untuk mendukung Persib secara terorganisir. Karena itulah kami berani mengambil inisiatif untuk mendirikann distrik Viking karena kecintaan kami kepada Persib. Kami juga ingin membawa angin segar serta semangat baru untuk bobotoh di linkungan Pondok Pesantren (Ponpes) Amanah dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif sehingga anggota serta elemen yang terdapat di dalamnya menjadi terorganisir dan semakin mencintai Persib Bandung.

Selain itu kami juga ingin mengakomodir alumni yang berdomisili selain daerah Tasikmalaya, khususnya di daerah Bandung serta membawa nama baik Viking Persib Club menjadi sosok supporter yang disegani dan keberadaannya diakui sebagai pendongkrak dan pelecut kejayaan tim yang selalu ada di hati kita, dalam keadaan kalah atau menang, suka atau duka, yaitu Persib Bandung.

Selain memberikan dukungan di stadion, kami juga ingin mendukung Persib dengan cara lain yang bersifat Positif, edukatif, dan kreatif. Dengan didirikannya Viking distrik Amanah Tasikmalaya, kami ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa bobotoh itu memberikan dukungan secara positif kepada Persib.

Kecintaan terhadap Persib tidak hanya dibuktikan dengan selalu menonton pertandingan persib langsung di stadion, masih banyak cara yang bisa dilakukan oleh bobotoh dalam memberikan dukungan kepada persib. Bobotoh sejati adalah bobotoh yang peduli dan cinta kepada Persib didalam maupun diluar lapangan, mereka juga tidak akan berbuat sesuatu yang bisa merugikan tim kesayangannya, melainkan akan menjaga sekaligus mengharumkan nama baik persib dengan berbuat sesuatu yang bersifat positif, hal itulah yang coba dibuktikan oleh Viking distrik Smp-Sma Plus Pst Amanah.

Visi

Menjadi bobotoh Persib yang bercitra positif, kreatif, dan edukatif di mata masyarakat, serta menjadi bobotoh yang tulus mencintai persib apa adanya.

Misi

- Menjadi wadah untuk Mempererat tali silaturahmi sesama bobotoh persib di lingkungan Smp-Sma plus amanah Muhamadiyah Tasikmalaya

- Menanamkan rasa cinta dan memiliki terhadap Persib.

- Menjadi bobotoh persib yang cinta damai dan anti anarkisme.

- Mewadahi serta mengakomodir bobotoh persib yang ada di lingkungan amanah dan alumninya, sehingga bisa terorganisir dengan baik.

- Menjaga nama baik Persib dan Viking Persib Club.

- Menanamkan rasa peduli, rasa kekeluargaan, serta meningkatkan solidaritas dan kebersamaan diantara anggotanya.

- Meningkatkan kreativitas anggotanya.

Label:

posted by VIKING AMATAZ @ 19.30   0 comments
BAGIMU PERSIB JIWA RAGA KAMI ! ! !

SEKILAS TENTANG

PERSIB

Persib Bandung adalah Klub Sepakbola kebanggaan warga Jawa Barat yang telah meraih banyak prestasi di tingkat nasional baik sebagai Juara Perserikatan maupun sebagai Juara Liga Indonesia. Klub yang berjuluk maung bandung ini mempunyai supporter fanatik (bobotoh persib) yang sangat banyak dan tersebar di seluruh pelosok tanah air bahkan sampai manca negara.

Sejarah

Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.

Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.

Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.

Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.

Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “kelas dua”. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan di pinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan di pusat kota, UNI dan SIDOLIG.

Persib memenangkan “perang dingin” dan menjadi perkumpulan sepakbola satu-satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNI dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO (sempat berganti menjadi PSBS sebagai suatu strategi) kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan Lapangan SPARTA (kini Stadion Siliwangi). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.

Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga di seluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.

Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.

Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar di berbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit-prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.

Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda (NICA) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.

Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950-an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah-pindah sekretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R. Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.

Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.

Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76.

Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.

Sebagai tim yang dikenal tangguh, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Adjat Sudradjat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.

Prestasi

Salah satu catatan unik dari tim ini adalah ketika menjuarai kompetisi sepakbola Perserikatan yang untuk terakhir kalinya diadakan, yaitu pada tahun 1993/1994. Dalam pertandingan final, Persib yang ditulang-punggungi oleh pemain-pemain seperti Sutiono Lamso dan Robby Darwis mengalahkan PSM Ujung Pandang. Kompetisi sepakbola Galatama dan tim-tim Perserikatan di Indonesia kemudian dilebur menjadi Liga Indonesia (LI). Pada laga kompetisi LI pertama tahun 1994/1995, Persib kembali menorehkan catatan sebagai juara setelah dalam pertandingan final mengalahkan Petrokimia Putra Gresik dimana gol tunggal pada pertandingan tersebut dicetak oleh Sutiono. Persib juga merupakan satu satunya klub Indonesia yang berhasil mencapai babak semi final Piala Champions Asia.

Kompetisi Perserikatan

* 1933 Runner-up (masih bernama BIVB Bandung)
* 1934 Runner-up (masih bernama BIVB Bandung)
* 1936 Runner-up
* 1937 Juara
* 1950 Runner-up
* 1959 Runner-up
* 1961 Juara
* 1966 Runner-up
* 1982/83 Runner-up
* 1984/85 Runner-up
* 1986 Juara
* 1990 Juara
* 1994 Juara

Liga Indonesia

* 1994/1995 Juara
* 2005 Peringkat 5
* 2006 Peringkat 12
* 2007 Peringkat 5
* 2008 SUPER LIGA

Pemain Legenda

* Adjat Sudradjat
* Robby Darwis
* Sutiono Lamso
* Yusuf Bachtiar
* Yaris Riyadi
* Yadi Mulyadi
* Adeng Hudaya
* Sobur
* Yudi Guntara
* Dede Iskandar
* Djajang Nurjaman

Pelatih Legendaris

* Indra Tohir
* Nandar Iskandar

(dari berbagai sumber)

Skuad Persib 2008/2009

Tubagus
Tema Mursadad


Penjaga Gawang
Nomor : 28
Irwan Wijasmara

Bek Kiri
Nomor : 3
Cecep Supriyatna

Penjaga Gawang
Nomor : 20
Gilang Angga Kusuma

Bek Kanan
Nomor : 12
Edi Kurnia

Penjaga Gawang
Nomor : 1
Salim Alaydrus

Gelandang
Nomor : 8
Maman Abdurahman

Stopper
Nomor : 5
Suwita Pata (C)

Gelandang
Nomor : 19
Nyeck Nyobe (Kamerun)

Stopper
Nomor : 14
Lorenzo Cabanas (Paraguay)

Gelandang
Nomor : 11
Nova Arianto

Stopper
Nomor : 30
Eka Ramdani

Gelandang
Nomor : 88
Wildansyah

Stopper
Nomor : 4
Atep

Gelandang
Nomor : 7
Edi Hafid Murtado

Stopper
Nomor : 2
Siswanto

Gelandang
Nomor : 22
Harri Salisburi

Bek Kiri
Nomor : 17
Zaenal Arief

Striker
Nomor : 15
Waluyo

Bek Kanan
Nomor : 21
Hilton Moreira (Brazil)

Striker
Nomor : 10
Chandra Yusuf

Bek Kiri
Nomor : 27
Airlangga Sucipto

Stiker
Nomor : 9
Hariono

Gelandang
Nomor : 24
Rafael Alfes Bastos (Brazil)

Striker
Nomor : 16

Label:

posted by VIKING AMATAZ @ 17.44   0 comments
Daftar Eusi Lur...
de Bobotoh Say

Lurs, sok atuh nulis pesen didieu, supaya rame..!!


Dulur
Catetan Barudak
Arsip Euy